Woensdag 08 Mei 2013

asuhan kebidanan pada gawat janin



BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Persalinan normal suatu keadaan fisiologis, normal dapat berlangsung sendiri tanpa intervensi penolong. Kelancaran persalinan tergantung 3 faktor ”P” utama yaitu kekuatan ibu (power), keadaan jalan lahir (passage) dan keadaan janin (passanger). Faktor lainnya adalah psikologi ibu (respon ibu ), penolong saat bersalin, dan posisi ibu saat persalinan.
 Dengan adanya keseimbangan atau kesesuaian antara faktor-faktor "P" tersebut, persalinan normal diharapkan dapat berlangsung. Bila ada gangguan pada satu atau lebih faktor “P” ini, dapat terjadi kesulitan atau gangguan pada jalannya persalinan. Kelambatan atau kesulitan persalinan ini disebut distosia. Salah satu penyebab dari distosia karena adalah kelainan gawat janin. Distosia berpengaruh buruk bagi ibu maupun janin. Pengenalan dini dan penanganan tepat akan menentukan prognosis ibu dan janin.
1.2   Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan gawat janin ?
2.      Bagaimana pengaruh dari gawat janin pada kehamilan dan persalinan ?
3.      Bagaimana cara mendiagnosa gawat janin ?
4.      Ada berapa klasifikasi gawat janin ?
5.      Bagaimana penatalaksanaan gawat janin ?
1.3    Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui apa yang di maksud dari gawat janin pada ibu bersalin
2.      Untuk mengetahui bagaimana pengaruh gawat janin pada ibu hamil dan bersalin
3.      Untuk mengetahui cara mendiagnosa persalinan dengan gawat janin dan mengetahui klasifikasi dari gawat janin
4.      Untuk mengetahiu cara penatalaksanan dari gawat janin dan peran bidan dalam menangani distosia karena gawat janin
















BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Gawat Janin
            Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima Oksigen cukup, sehingga mengalami hipoksia. (Abdul Bari Saifuddin dkk.2002 ). Secara luas istilah gawat janin telah banyak dipergunakan, tapi didefinisi istilah ini sangat miskin. Istilah ini biasanya menandakan kekhawatiran obstetric tentang obstetric tentang keadaan janin, yang kemudian berakhir dengan seksio secarea atau persalinan buatan lainnya.
            Keadaan janin biasanya dinilai dengan menghitung denyut jantung janin (DJJ). Dan memeriksa kemungkinan adanya mekonium didalam cairan amniom. Sering dianggap DJJ yang abnormal, terutama bila ditemukan mekonium, menandakan hipoksia dan asidosis. Akan tetapi, hal tersebut sering kali tidak benarkan  . Misalnya, takikardi janin dapat disebabkan bukan hanyaoleh hipoksia dan asidosis, tapi juga oleh hipotemia, sekunder dari infeksi intra uterin.
Keadaan tersebut biasanya tidak berhubungan dengan hipoksia janin atau asidosis.sebaliknya, bila DJJ normal, adanya mekonium dalam cairan amnion tidak berkaitan dengan meningkatnya insidensi asidosis janin. Untuk kepentingan klinik perlu ditetapkan criteria apa yang dimaksud dengan gawat janin. Disebut gawat janin bila ditemukan bila denyut jantung janin diatas 160 / menit atau dibawah 100 / menit, denyut jantung tidak teratur , atau keluarnya mekonium ysng kental pada awal persalinan.
2.2 Etiologi
Penyebab dari gawat janin yaitu:
a. Insufisiensi uteroplasenter akut (kurangnya aliran darah uterus-plasenta dalam waktu singkat) :
1)       Aktivitas uterus yang berlebihan, hipertonik uterus, dapat dihubungkan dengan pemberian oksitosin.
2)       Hipotensi ibu, anestesi epidural,kompresi vena kava, posisi terlentang.
3)       Solusio plasenta.
4)       Plasenta previa dengan pendarahan.
b. Insufisiensi uteroplasenter kronik (kurangnya aliran darah uterus-plasenta dalam waktu lama) :
1)        Penyakit hipertensi
2)        Diabetes melitus
3)        Postmaturitas atau imaturitas
c. Kompresi (penekanan) tali pusat
1. Oligihidramnion
2.Prolaps tali pusat
3. Puntiran tali pusat
d. Penurunan kemampuan janin membawa oksigen
1. Anemia berat misalnya isomunisasi , perdarahan fetomaternal
2.Kesejahteraan janin dalm persalinan asfiksia intrapartum dan komplikasi
3. skor APGAR 0-3 selam > 5 menit
4. Sekuele neorologis neonatal
5. Disfungsi multi organ neonatal
6. PH arteri tali pusat 7,0
2.3  Patofisiologi
     Ada beberapa patofisiologi yang mendasari gawat janin:
1.      Dahulu janin dianggap mempunyai tegangan oksigen yang lebih rendah karena janin dianggap hidup di lingkungan hipoksia dan asidosis yang kronik, tetapi sebenarnya janin hidup dalam lingkungan yang sesuai dan konsumsi oksigen per gram berat badan sama dengan orang dewasa, kecuali bila janin mengalami stress.
2.      Afinitas terhadap oksigen, kadar hemoglabin, dan kapasitas angkut oksigen pada janin lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa. Demikian juga halnya dengan curah jantung dan kecepatan arus darah lebih besar dari pada orang dewasa. Dengan demikian penyaluran oksigen melalui plasenta kepada janin dan jaringan perifer dapat terselenggara dengan relatif baik. Sebagai hasil metabolisme oksigen akan terbentuk asam piruvat, sementara CO2 dan air diekskresi melalui plasenta. Bila plasenta mengalami penurunan fungsi akibat dari perfusi ruang intervilli yang berkurang, maka penyaluran oksigen dan ekskresi CO2  akan terganggu yang berakibat penurunan PH atau timbulnya asidosis. Hipoksia yang berlangsung lama menyebabkan janin harus mengolah glukosa menjadi energi melalui reaksi anaerobik yang tidak efisien, bahkan menimbulkan asam organik menambah asidosis metabolik. Pada umumnya asidosis janin disebabkan oleh gangguan arus darah uterus atau arus darah tali pusat.
3.      Bradikardi janin tidak harus berarti merupakan indikasi kerusakan jaringan akibat hipoksia, karena janin mempunyai kemampuan redidtribusi darah bila terjadi hipoksia, sehingga jaringan vital (otak dan jantung) akan menerima penyaluran darah yang lebih banyak dibandingkan jaringan perifer. Bradikardi mungkin merupakan mekanisme perlindungan agar jantung bekerja lebih efisien sebagai akibat hipoksia.
2.4 Tanda dan Gejala
Gejala yang dirasakan oleh ibu adalah berkurangnya gerakan janin. Ibu dapat melakukan deteksi dini dari gawat janin ini, dengan cara menghitung jumlah tendangan janin/ ’kick count’ . Janin harus bergerak minimal 10 gerakan dari saat makan pagi sampai dengan makan siang. Bila jumlah minimal sebanyak 10 gerakan janin sudah tercapai, ibu tidak harus menghitung lagi sampai hari berikutnya. Hal ini dapat dilakukan oleh semua ibu hamil, tapi penghitungan gerakan ini terutamadiminta untuk dilakukan oleh ibu yang beresiko terhadap gawat janin atau ibu yangmengeluh terdapat pengurangan gerakan janin.
     Bila ternyata tidak tercapai jumlah minimal sebanyak 10 gerakan maka ibu  untuk segera datang ke RS atau pusat kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Tanda-tanda gawat janin:
1.        Mekonium kental berwarna hijau terdapat di cairan ketuban pada letak kepala
2.         Takikardi/ bradikardi/ iregularitas dari denyut jantung janinUntuk mengetahui adanya tanda-tanda seperti di atas dilakukan pemantauanmenggunakan kardiotokografi
3.        Asidosis janin diperiksa dengan cara mengambil sampel darah janin

2.5 Pengaruh Pada Kehamilan dan Persalinan
a. Pada Kehamilan
Gawat janin dapat menyebabkan berakhirnya kehamilan karena pada gawat janin, maka harus segera dikeluarkan.
b. Pada persalinan
Gawat janin pada persalinan dapat menyebabkan :
1) Persalinan menjadi cepat karena pada gawat janin harus segera dikeluarkan
2) Persalinan dengan tindakan, seperti ekstraksi cunam, ekstraksi forseps, vakum ekstraksi, ataupun bahkan dapat diakhiri dengan tindakan sectio saesarea (SC)
2.6     Diagnosa
Diagnosis gawat janin saat persalinan didasarkan pada denyut jantung janin yang abnormal. Diagnosis lebih pasti jika disertai air ketuban hijau dan kental/ sedikit. Gawat janin dapat terjadi dalam persalinan karena partus lama, Infuse oksitosin, perdarahan, infeksi, insufisiensi plasenta, ibu diabetes, kehamilan pre dan posterm atau prolapsus tali pusat. Hal ini harus segera dideteksi dan perlu penanganan segera.
Diagnosis gawat janin saat persalinan didasarkan pada denyut jantung janin yang abnormal. Diagnosis lebih pasti jika disertai air ketuban hijau dan kental/ sedikit. Gawat janin dapat terjadi dalam persalinan karena partus lama, Infuse oksitosin, perdarahan, infeksi, insufisiensi plasenta, ibu diabetes, kehamilan pre dan posterm atau prolapsus tali pusat. Hal ini harus segera dideteksi dan perlu penanganan segera.
2.7    Klasifikasi
Jenis gawat janin yaitu :
a. Gawat janin yang terjadi secara ilmiah
b. Gawat janin iatrogenic
Gawat janin iatrogenik adalah gawat janin yang timbul akibat tindakan medik atau kelalaian penolong. Resiko dari praktek yang dilakukan telah mengungkapkan patofisiologi gawat janin iatrogenik akibat dari pengalaman pemantauan jantung janin. Kejadian yang dapat menimbulkan gawat janin iatrogenik adalah:
1.         Posisi tidur ibu
     Posisi terlentang dapat menimbulkan tekanan pada Aorta dan Vena Kava sehingga timbul Hipotensi. Oksigenisasi dapat diperbaiki dengan perubahan posisi tidur menjadi miring ke kiri atau semilateral.
2.         Infus oksitosin
Bila kontraksi uterus menjadi hipertonik atau sangat kerap, maka relaksasi uterus terganggu, yang berarti penyaluran arus darah uterus mengalami kelainan. Hal ini disebut sebagai Hiperstimulasi. Pengawasan kontraksi harus ditujukan agar kontraksi dapat timbul seperti kontrkasi fisiologik.
3.         Anestesi Epidural
Blokade sistem simpatik dapat mengakibatkan penurunan arus darah vena, curah jantung dan penyuluhan darah uterus. Obat anastesia epidural dapat menimbulkan kelainan pada denyut jantung janin yaitu berupa penurunan variabilitas, bahkan dapat terjadi deselerasi lambat. Diperkirakan ibat-obat tersebut mempunyai pengaruh terhadap otot jantung janin dan vasokontriksi arteri uterina.
c. Gawat janin sebelum persalinan
·         Gawat janin kronik
 Dapat timbul setelah periode yang panjang selama periode antenatal bila status fisiologi dari ibu-janin-plasenta yang ideal dan normal terganggu.
·         Gawat janin akut
Suatu kejadian bencana yang tiba – tiba mempengaruhi oksigenasi janin.
d. Gawat janin selama persalinan
Menunjukkan hipoksia janin tanpa oksigenasi yang adekuat, denyut jantung janin kehilangan varibilitas dasarnya dan menunjukkan deselerasi lanjut pada kontraksi uterus. Bila hipoksia menetap, glikolisis anaerob menghasilkan asam laktat dengan pH janin yang menurun. (Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekkologi, 1994 : 211-213)
Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul jika janin mengalami gawat janin yaitu :
1.         Asfiksia
2.          Menyebabkan kematian janin jika tidak segera ditangani dengan baik.
Komplikasi Gawat janin atau asfiksia intrauterin merupakan akibat dari kompresi talipusat akibat berkurangnya cairan amnion (oligohidramnion) atau prolapsus talipusat KPD pada kehamilan yang sangat muda dandisertai oligohidramnion yang lama menyebabkan terjadinya deformitas janin a.l : Hipoplasia pulmonal Potter μs fasciaDeformitas ekstrimitas.
2.8   Penatalaksanaan
a.  Penanganan umum:
1)      Pasien dibaringkan miring ke kiri, agar sirkulasi janin dan pembawaan oksigen dari obu ke janin lebih lancer.
2)      Berikan oksigen sebagai antisipasi terjadinya hipoksia janin.
3)      Hentikan infuse oksitosin jika sedang diberikan infuse oksitosin, karena dapat mengakibatkan peningkatan kontraksi uterus yang berlanjut dan meningkat dengan resiko hipoksis janin.
4)      Jika denyut jantung janin diketahui tidak normal, dengan atau tanpa kontaminasi mekonium pada cairan amnion, lakukan hal se¬bagai berikut:
b.    Jika sebab dari ibu diketahui (seperti demam, obat-obatan) mulailah penanganan yang sesuai.
c.    Jika sebab dari ibu tidak diketahui dan denyut jantung janin tetap abnormal sepanjang paling sedikit 3 kontraksi, lakukan pemeriksaan dalam untuk mencari penyebab gawat janin:

  Prinsip Umum :
1)   Bebaskan setiap kompresi tali pusat
2)   Perbaiki aliran darah uteroplasenter
3)   Menilai apakah persalinan dapat berlangsung normal atau kelahiran segera merupakan indikasi.
Rencana kelahiran (pervaginam atau perabdominam) didasarkan pada fakjtor-faktor etiologi, kondisi janin, riwayat obstetric pasien dan jalannya persalinan.
b. Penatalaksanaan Khusus
1)  Posisikan ibu dalam keadaan miring sebagai usaha untuk membebaskan kompresi aortokaval dan memperbaiki aliran darah balik, curah jantung dan aliran darah uteroplasenter. Perubahan dalam posisi juga dapat membebaskan kompresi tali pusat.
2)    Oksigen diberikan melalui masker muka 6 liter permenit sebagai usaha untuk meningkatkan pergantian oksigen fetomaternal.
3)   Oksigen dihentikan, karena kontraksi uterus akan mengganggu curahan darah ke ruang intervilli.
4)   Hipotensi dikoreksi dengan infus intravena dekstrose 5 % berbanding larutan laktat. Transfusi darah dapat di indikasikan pada syok hemoragik.
5)   Pemeriksaan pervaginam menyingkirkan prolaps tali pusat dan menentukan perjalanan persalinan.
6)  Pengisapan mekonium dari jalan napas bayi baru lahir mengurangi risiko aspirasi mekoneum. Segera setelah kepala bayi lahir, hidung dan mulut dibersihkan dari mekoneum dengan kateter pengisap. Segera setelah kelahiran, pita suara harus dilihat dengan laringoskopi langsung sebagai usaha untuk menyingkirkan mekoneum dengan pipa endotrakeal.














BAB III
ASUHAN KEBIDANAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN PATOLOGIS
NY. “V” UMUR 25 TAHUN G1 P0 A0 USIA KEHAMILAN 38+2Mgg
DENGAN GAWAT JANIN DI RB Kasih Bunda
MUNDU SAREN,SLEMAN,YOGYAKARTA

No. Register                : 22/13-04/06
Tanggal/Jam Masuk    : 20 Maret 2013 / 12.55 WIB
Dirawat diruang          : Periksa I

1.        PENGKAJIAN DATA Tanggal:20-03-2013  Jam :12.55WIB    Oleh:Bidan
A.    Identitas
Ibu                                                       Suami
                      Nama               : Ny. “V”                                 Tn. “L”
                      Umur               : 25 tahun                                27 tahun
                      Agama             : Islam                                     Islam
                      Suku/Bangsa   : Jawa/Indonesia                     Jawa/Indonesia
                      Pendidikan      : SMA                                     SMA
                      Pekerjaan         : IRT                                        Karyawan Swasta
                      Alamat                        : Kledokan,Sleman                  Kledokan,Sleman
                      No. Telp          : 085233377712                      085277733312

B.       DATA SUBYEKTIF
1.             Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan ingin melahirkan dan merasakan kenceng-kenceng teratur sejak pukul 09.00 WIB
2.             Keluhan Utama
Ibu mengatakan gerakan janinnya melemah kurang dari 10 X
3.             Riwayat Menstruasi
Menarche           : 14 tahun                                Siklus              : 28 hari
Lama                  : 5-6 hari                                  Teratur             :  Teratur 
Sifat Darah        : Cair (khas menstruasi)           Keluhan           : Tidak ada
4.             Riwayat Perkawinan
Status pernikahan          : Sah                Menikah ke     : Pertama
Lama                              : 1 tahun          Usia menikah pertama kali : 25 tahun
5.             Riwayat Obstetrik : G1 P0 A0 Ah0
Hamil ke
Persalinan
Nifas
Tanggal
UK
Jenis Persalinan
Penolong
Komplikasi
JK
BB Lahir
Bayi Lahir
Laktasi
Komplikasi
Hamil ini











6.             Riwayat kontrasepsi yang digunakan
No
Jenis Kontrasepsi
Pasang
Lepas
Tgl
Oleh
Tempat
Keluhan
Tanggal
Oleh
Tempat
Alasan

Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun











7.             Riwayat Kehamilan sekarang
a.    HPHT           : 11 Juni 2012                          HPL    :  28 maret l 2013
b.    ANC pertama umur kehamilan : 6 minggu
c.    Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi           : 1 kali
Tempat               : BPS  
Oleh                   : Bidan
Keluhan             : Mual muntah
Komplikasi        : tidak ada
Terapi                          : Asam folat, B6
Trimester II  
Frekuensi                     : 3 kali
Tempat                        : BPS  
Oleh                            : Bidan
Keluhan                       : Sesak nafas
Komplikasi                  : tidak ada
Terapi                          : Tablet Fe, kalsium, konseling mobilisasi
Trimester III
Frekuensi                     : 3 kali
Tempat                        : BPS  
Oleh                            : Bidan
Keluhan                       : Pusing
Komplikasi                  : tidak ada
Terapi                          : Tablet Fe
d.   Imunisasi TT
     TT 1 : Caten
     TT 2 : April 2012
     TT 3 : Belum di lakukan
     TT 4 : Belum di lakukan
     TT 5 : Belum di lakukan
e.    Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu mengatakan merasakan gerakan janin kurang dari 10 kali
8.    Riwayat Kesehatan
a.    Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun, dan menahun)
Ibu mengatakan sedang menderita penyakit menurun yaitu hipertensi, dan tidak menderita penyakit menular ( Hepatitis B, TBC, HIV/AIDS ), penyakit menahun ( jantung, hati, ginjal )
b.    Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular,menurun, dan menahun)
Ibu mengatakan dari pihak keluarganya dan suaminya tidak ada yang pernah/sedang menderita penyakit menurun yaitu hipertensi, penyakit menular  ( hepatitis B, TBC, HIV/AIDS ), penyakit menahun ( jantung, hati, ginjal )
c.    Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan baik dari pihak ibu maupun suami tidak ada yang mempunyai riwayat keturunan kembar
d.   Riwayat Operasi
Ibu mengatakan tidak pernah operasi apapun
e.    Riwayat Alergi Obat
Ibu mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat apapun
9.    Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a.         Pola Nutrisi
Makan                                               Minum
Frekuensi      : 3  x/hari                     Frekuensi : 5x/hari                  
Porsi              : 1 piring                      Porsi         : 1 gelas                 
Jenis              : Nasi, sayur, lauk        Jenis         : aAir putih
Pantangan     : Tidak ada                  Pantangan: Tidak ada            
Keluhan        : Tidak ada                  Keluan      : Tidak ada            
b.              Pola Eliminasi
BAB                                                 BAK
Frekuensi      : 1-2 x/hari                   Frekuensi : 5 x/hari                             
Konsistensi   : Lembek                     Konsistensi      : Cair             
Warna           : Kuning                      Warna              : kuning jernih
Keluhan        : Tidak ada                  Keluhan           : Tidak ada                 
c.              Pola Istirahat
Tidur siang                                        Tidur malam
Lama             : 1  jam                        Lama   :   8 jam                                  
Keluhan        : Tidak ada                  Keluhan: Tidak ada                
d.             Personal hygiene
Mandi                       : 1 x/hari                                             
Ganti pakaian            : 2 x/hari                                             
Gosok gigi                : 2 x/hari                                             
Keramas                : 2 x/minggu               
e.       Pola seksualitas
Frekuensi                        : 1x/minggu                                        
Keluhan              : Tidak ada     
f.       Pola pemenuhan kebutuhan terakhir
Makan,tanggal 20-03-2013,pukul 08.30 WIB, jenis nasi dan tempe
Minum,tanggal 20-03-2013,pukul 12.15 WIB, jenis air putih
BAK,tanggal 20-03-2013,pukul 11.00 WIB
BAB,tanggal 20-03-2013,pukul 07.15 WIB
Istirahat/tidur,tanggal 19-03-2013,lama 8 jam
           
10.         Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman beralkohol)
Ibu mengatakan tidak mempunyai kebiasaan yang dapat mengganggu kesehatan seperti merokok,minum jamu,minuman beralkohol.

11.         Psikososiospiritual (persiapan menghadapi persalinan)
Ibu mengatakan telah siap menghadapi proses persalinan
Ibu mengatakan penghasilan suami cukup untuk biaya persalinan
Ibu mengatakan pengambil keputusan adalah suami

12.         Pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan, dan nifas)
  Ibu mengatakan belum  mengetahui tentang persalinan, dan nifas

13.         Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)Ibu mengatakan lingkungan di sekitar rumah bersih,dan ibu tidak mempunyai hewan peliharaan apapun.
C.      DATA OBYEKTIF
1.      Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum          : Baik              
Kesadaran                   : Composmentis
Status emosional         : Stabil
Tanda vital Sign
Tekanan Darah            : 160/100  mmHg        Nadi : 90x/menit
Pernafasan                   : 23 x/menit                Suhu : 38 °C
Berat badan sebelum hamil     : 55 kg            
Tinggi badan                           : 160 cm
Berat badan saat hamil            : 70 kg
2.      Pemeriksaan Fisik
Kepala               : bentuk mesocephal, tidak ada benjolan/massa, tidak ada  nyeri tekan, tidak ada bekas operasi, kulit kepala bersih
Rambut             : lurus, hitam, tidak berbau, tidak berketombe
Muka                 : bentu oval, tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum,   tidak ada bekas luka
Mata                  : simetris, konjungtiva merah muda, sklera tidak ikhterik, tidak ada sekret, tidak ada tanda-tanda infeksi
Hidung               : tidak ada polip, tidak ada infeksi, tidak ada sekret
Mulut                 : bibir lembab, tidak ada caries gigi, gusi tidak ada berdarah, lidah bersih,tidak ada pembesaran kelenjar tonsil
Telinga              : simetris, ada lubang telinga, gendang telinga baik, pendengaran baik
Leher                 : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada Pembesaran kelenjar limfe, tidak ada Pembesaran kelenjar parotis, tidak ada pembesaran vena jugularis
Dada                 : simetris, tidak ada weezing, tidak ada retaksi dinding dada, tidak ronchi
Payudara           : simetris, putting menonjol, ada pengeluaran kolostrum, ada hyperpigmentasi areola mamae, tidak ada nyeri tekan dan massa.
Abdomen          : Tidak ada bekas luka, ada linea nigra, ada striae gravidarum, pembesarab raim sesuai UK
Palpasi Leopold
Leopold I        : Bagian fundus teraba bulat, lunak ( Bokong )
Leopold II       :Bagian kanan ibu teraba memanjang seperti papan, ada tahanan dan keras (punggung)
 Bagian kiri ibu teraba kecil-kecil, banyak, (ekstremitas)
Leopold III     : Bagian terendah janin teraba bagian bulat, keras (kepala).
 Leopold IV    : Kedua tangan tidak bertemu (divergen)
            Palpasi supra pubic                  : tidak dilakukan
Osborn test                              : Tidak dilakukan
TFU menurut Mc. Donald      : 32 cm,           TBJ : 2150gram
His                                           : 4 x/10 menit,selama 50  detik
Auskultasi DJJ                        : 100 x/menit
Ekstremitas atas          : Simetris,tidak ada polidaktily,gerakan aktif,tidak sianosis,tidak odema.
Ekstremitas bawah      : Simetris,tidak ada polidaktily,gerakan aktif,tidak    sianosis,tidak odema.
Genetalia luar              : Tidak ada odema,tidak ada pembesaran kelenjar
  Bartolini, tidak varises, tidak ada tanda infeksi dan perdarahan
Anus                            : Tidak ada haemorroid
Pemeriksa panggul ( bila perlu )          : Distansia Spinarum : 24
Distansia Cristarum : 29
Konjugata Eksterna  : 18
Lingkar Panggul luar : 85

Pemeriksaan dalam                  Tanggal 20-03-2013,   Pukul 13.00 WIB
Indikasi : keluar air ketuban dan kenceng-kenceng teratur
Tujuan   : untuk mengetahui pembukaan
Hasil     : dinding vagina tenang, porsio tidak teraba, presentasi kepala,pembukaan servik 8 cm, ketuban sudah pecah berwarna hijau kental bercampur mekonium dan jumlah sedikit, penurunan kepala hodge 3, presentasi belakang kepala, teraba adanya kompresi tali pusat
3.  Pemeriksaan Penunjang                      tanggal     : - 
Tidak ada
  1. Data Penunjang
Tidak ada
     I.            INTERPRETASI DATA
a.       Diagnosa Kebidanan
Seorang ibu Ny.”V” umur 25 tahun G1 P0 A0 Ah0 UK 38+2 minggu janin tunggal, hidup, intra uteri persalinan kala I fase aktif dengan gawat janin .
Data Dasar :
DS      : Ibu mengatakan berusia 25 tahun
Ibu mengatakan ini kehamilan pertama
Ibu mengatakan tidak pernah keguguran
Ibu mengatakan  gerakan janin melemah dan keluar cairan bewarna hijau dari vagina ibu
Ibu mengatakan kenceng-kenceng sejak pukul 09.00 WIB
DO    : KU                : baik
  Kesadaran     : composmentis
Vital sign       :TD      : 160/100 mmHg         N         : 90 x/menit
S          : 38 °C                        RR       : 23 x/menit
BB       :  kg     70                    TB       : 160 cm
DJJ      :100x/menit                 TBJ      : 2150
UK      : 38+2Mgg
Px. Leopold      : Leopold I      : Bokong
Leopold II     : PUKA
Leopold III    : Kepala
Leopold IV    :Divergen

Pemeriksaan Dalam : dinding vagina tenang, porsio tidak teraba, presentasi kepala,pembukaan servik 8 cm, ketuban sudah pecah berwarna hijau kental bercampur mekonium dan jumlah sedikit, penurunan kepala hodge 3, presentasi belakang kepala, teraba adanya kompresi tali pusat
b.      Masalah
Tidak ada
III.     IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
Hipoksia janin
IV.     ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
a.    Mandiri
Pasang oksigen 6 liter/menit
  1. Kolaborasi
Kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan
  1. Merujuk
Tidak ada
V.          PERENCANAAN      Tgl : 20-03-2013,   Pukul : 13.06WIB,     Oleh:Bidan
1.      Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan
2.      Buat informed consent berkaitan dengan penanganan terhadap kemungkinan dilakukan tindakan vakum ekstraksi
  1.  Beri dukungan moril pada ibu dan keluarga
  2.  Ajarkan teknik relaksasi pada ibu saat ada his
  3. Anjurkan ibu memilih posisi yang nyaman
  4. Anjurkan keluarga untuk memenuhi kebutuhan ibu
  5.  Jaga privasi ibu.
  6. Pantau ku ibu dan janin meliputi tekanan darah, his, DJJ tiap ½ jam.

VI.       PELAKSANAAN         Tgl : 20-03-2013,        Pukul:13.08   WIB,
1.      Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa pembukaan 8 cm dan ibu sudah masuk tahap persalinan, dan ada kelainan gawat janin
2.      Membuat informed consent, berkaitan dengan penanganan terhadap kemungkinan dilakukan tindakan vakum ekstraksi
3.      Memberi dukungan moril pada ibu dan keluarga dengan menganjurkan ibu berdoa agar semua proses persalinan berjalan lancar dan mempersilahkan suami dan keluarga menemani ibu.
4.      Mengajarkan teknik relaksasi pada ibu saat ada his yaitu dengan menarik nafas panjang lewat hidung dan mengeluarkannya lewat mulut.
5.      Menganjurkan ibu memilih posisi yang nyaman dan menganjurkan ibu supaya jangan mengambil posisi terlentang karena dapat menghambat peredaran darah ibu.
6.      Menganjurkan keluarga untuk memenuhi kebutuhan ibu seperti makan, minum, dan mengantar ibu bila ingin ke kamar mandi bila ingin BAK.
7.      Menjaga privasi ibu dengan menyelimuti ibu serta memberi ruang gerak pada ibu.
12. Memantau ku ibu dan janin meliputi tekanan darah, his, DJJ tiap ½ jam.

VII.          EVALUASI     Tanggal : 20-03-2013,             Pukul:13.09 WIB,                  
1.      Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang sudah memasuki masa persalinan
2.       Ibu dan suami menyetujui informed consentyang telah diberikan
3.      Ibu dan kelurga berdoa semoga proses persalinan berjalan dengan lancar dan menemani ibu sampai akhir persalinan.
4.      Ibu mengerti dan dapat mengurangi teknik relaksasi yang dianjurkan bila ada his.
5.      Ibu memilih posisi miring kiri
6.       Keluarga memberikan makan dan minum serta mengantar ibu ke kamar mandi ketika ibu ingin BAK.
7.       Ibu merasa nyaman dan terjaga privasinya.
8.      Ku ibu telah dipantau setiap 30 menit sekali

DATA PERKEMBANGAN
KALA I
A.    DATA SUBJEKTIF,            Tanggal :20-03-2013,    Pukul :15.30  WIB
-         Ibu mengatakan perutnya semakin mules
-          Ibu mengatakan seperti ada sesuatu mengalir dari jalan lahir
B.     DATA OBJEKTIF,              Tanggal :20-03-2013,  Pukul  :15.31   WIB
TTV :
·         TD :180/90 mmHg                        S : 37,7 C
·         N :80 kali/menit                R : 20 kali/menit
·         Kontraksi : 4 X/10 menit/ 45 detik,  kekuatan: kuat
·         DJJ : 90x /menit
·         Ketuban pecah jam 13.30WIB warna hijau kental, bau khas anyir, banyaknya 500 ml
·         Pembukaan serviks 10 cm, effacement 100%, presentasi Ubun-ubun kecil
C.    ASESSMENT
a.       Diagnosa kebidanan
Seorang Ibu Ny V umur 25 tahun G1P0A0 UK 38+2Mgg janin tunggal hidup intrauterin, presentasi UUK, letak punggung kanan, inpartu kala 1 fase aktif dengan gawat janin.
b.      Masalah
Djj Melemah
c.       Kebutuan
Vakum Ekstraksi

D.    PENATALAKSANAAN,     Tgl :20-03-2013 ,       Pukul:15.34WIB
1.      Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa pembukaan telah lengkap 10 dan ibu sudah masuk dalam tahap persalinan.
2.      Memberi dukungan moril pada ibu dan menganjurkan ibu berdoa agar persalinan lancar serta menghadirkan keluarga/suami untuk menemani ibu saat persalinan.Suami bersedia menemani ibu.
3.      Mengajarkan teknik relaksasi pada ibu saat ada his yaitu menarik nafas panjang lewat hidung dan mengeluarkan pelan-pelan lewat mulut, dan ibu mengikuti anjuran bidan.
4.      Menganjurkan ibu memilih posisi yang nyaman dan ibu memilih posisi setengah duduk.
5.      Menyiapkan partus set dan heacting set :
a. Partus set :
1) ½ koher
2) 2 klem tali pusat
3) 1 gunting tali pusat
4) 1 gunting episiotomy
5) Penghisap lendir
6) Pengikat tali pusat
7) Handscone 2 pasang
8) Kassa steril
9) Kateter
10) Spuit 3 ml + oksitosin 10 ui
b. Heacting set :
1) Needle holder
2) Benang catgut
3) Pinset cyrurgis
4) 1 gunting benang
5) Jarum
6) Spuit 5cc + lidokain 1%
7) Handscone 1 pasang
8) Kassa betadin
9) Kassa steril
c. Alat-alat non steril : 2 ember, DTT dan klorin, waslap, Doppler, tensi dan temometer, celemek partograf
10. Menyiapkan perlengkapan vakum ekstraksi meliputi :
a. Satu botol vakum dengan manometer
b. Beberapa mangkuk (mangkok terbuat dari besi) dengan diameter 30,40,50,dan 60mm
c. Selang karet
d. Rantai besi
e. Pompa tangan
f. Alat penarik khusus










DATA PERKEMBANGAN
KALA II
A.  DATA SUBJEKTIF,           Tanggal :20-03-2013  , Pukul :15.35   WIB
-         Ibu merasa perut kenceng-kenceng semakin kuat dan teratur.
-          Ibu merasa ingin meneran seperti mau BAB dan adanya dorongan untuk meneran
B.  DATA OBJEKTIF,            Tanggal :20-03-2013 ,    Pukul :15.36   WIB
TTV :
      TD 180/90 mmHg                      N 80 x/ menit
 R 20x/ menit                             S 37,7º C
·         Ketuban pecah hijau kental bercampur mekonium, Ada tekanan pada perinium dan anus,  Perinium menonjol , Vulva, vagina dan spingter ani membuka , Adanya pengeluaran lendir bercampur darah
·         Pada pemeriksaan dalam, porsio tidak teraba, pembukaan lengkap 10 cm, effacement 100%, kosong, uuk kanan depan, moulage tidak ada, kepala turun di hodge III+
C.  ASESSMENT
a.       Diagnosa kebidanan
Seorang Ibu “Ny. V” Umur 25 tahun   G 1 P0 A0 Ah1 UK 38 +2Mgg Janin tunggal hidup intra uterin presentasi kepala  PUKA inpartu kala II dengan gawat janin
b.  Masalah :
- DJJ lemah
- Ketuban berwarna hijau kental bercampur mekonium
Kebutuhan :
Vakum ekstrasi
D.           PENATALAKSANAAN,              Tgl :21-11-2012 ,    Pukul:15.40WIB
1.      Memberitahu ibu bahwa ibu sudah masuk dalam tahap persalinan dan memeberitahu keluarga bahwa kemunkinan akan  dilakukan tindakan vakum dan jelaskan pada ibu dan keluarga jika vakum ekstraksi tidak berhasil maka akan dilakukan tindakan SC. Keluarga dan ibu bersedia untuk divakum
2.      Melakukan tindakan vakum ekstraksi dengan cara
a.       Pasang bagian-bagian dari alat vakum ekstraktor kemudian mangkuk dimasukkan ke dalam vagina dan langsung diletakkan pada bagian terbawah kapala janin.
Dengan cara menggunakan jari telunjuk dan ibu jari dari tangan kiri, labium mayor kiri dan kanan dilebarkan ke kiri dan ke kanan. Mangkuk diletakkan pada bagian terbawah dari kepala, dilakukan periksa dalam untuk mengetahui :
· Apakah mangkuk betul letaknya
· Apakah ada jalan lahir yang terjepit antara mangkuk dan kepala janin
b. Pembantu memompa ekstraktor vakum sampai menjadi hampa udara 0,2 kg/cm2, lalu ditunggu selama kurang lebih 2 menit. Selama mennunggu ini dilakukan periksa dalam kembali untuk mengetahui apakah letak cup sudah benar dan tidak ada jalan lahir yang terjepit antara mangkuk dan kepala. Jika ada jalan lahir yang terjepit, maka tekanan diturunkan kembali sampai o kg/cm2, dan letak mangkuk dibenarkan. Setelah itu tekanan dinaikan lagi sampai 0,2 kg/cm2, tunggu 2 menit naikkan tekanan sampai 0,4kg/cm2, tunggu 2 menit naikkan tekanan menjadi 0,6 kg/cm2, tunggu 2 menit
c.       Lakukan traksi dengan arah yang sesuai dengan sumbu jalan lahir. Traksi dilakukan sewaktu his datang dan pasien disuruh mengejan serta searah dengan titik tengah dari mangkuk (Supaya pinggir cup tidak lepas dari kepala).
Tindakan vakum ekstraksi berhasil dan kepala berhasil dikeluarkan
3.      Memeriksa lilitan tali pusat dan tidak ada lilitan tali pusat
4.      Menempatkan kedua tangan secara biparietal dan anjurkan ibu sedikit meneran saat ada his.Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah luar hingga bahu anterior muncul di bawah arkuspubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior, dan kepala bayi telah melakukan putaran paksi luar
5.      Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.
6.      Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat punggung dan kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dan dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.
7.      Melakukan penilaian bayi lahir
8.      Mengeringkan bayi baru lahir sambil melakukan hisap delee dan membersihkan mekonium,dan rangsangan taktil, dan tubuh bayi telah dikeringkan


DATA PERKEMBANGAN
KALA III
                                                               
A.                DATA SUBJEKTIF,                        Tanggal :21-11-2012,  Pukul :16.15 WIB
Ibu mengatakan merasa senang karena bayinya telah lahir dan  perutnya masih terasa  mules.
B.                DATA OBJEKTIF,              Tanggal :21-11-2012 ,  Pukul :16.17  WIB
-         Bayi lahir spontan tanggal 20 Maret 2013, jenis kelamin laki-laki A/S 8/9, warna kulit kemerahan, lama persalinan 40 menit.
-          KU ibu baik, kesadaran composmentis
-         Plasenta belum lahir, kandung kemih kosong, uterus berbentuk globuler, ada semburan darah yang keluar tiba-tiba, perdarahan 100cc, TFU setinggi pusat, kontraksi uterus baik.
C.                ASESSMENT
a.       Diagnosa kebidanan
Seorang Ibu “Ny. V” Umur 25 tahun   G 1 P0 A0 Ah1 UK 38 +2Mgg Janin tunggal hidup intra uterin presentasi kepala  PUKA dalam persalinan kala III.
b.    Masalah
Tidak ada

D.                PENATALAKSANAAN,    Tanggal :21-11-2012 , Pukul:16.19  WIB
1.      Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya telah lahir dengan selamat dan ibu sangat senang
2.      Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan tindakan untuk melahirkan plasenta dan ibu bersedia.
3.      Melakukan menejemen aktif kala III
·           Memastikan apakah masih ada janin kedua atau tidak
·         Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik
·         Memberikan suntikan oksitosin 10 ui
·         Memindahkan klem sekitar 5-10cm dekat vulva.
·         Meletakkan satu tangan dekat simpisis dan lakukan gerakan dorso cranial.
·         Setelah uterus berkontraksi, kemudian melakukan penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut.
·         Menarik plasenta ke arah bawah dan ke atas mengikuti kurve jalan lahir
·         Membantu melahirkan plaseenta dengan kedua tangan saat plasenta sudah mulai terlihat di vulva
·         Melakukan masasse fundus setelah plasenta lahir dengan gerakan melingkar searah jarum jam dengan lembut hinggga uterus berkontraksi dan menjadi keras.
·         Memeriksa kedua sisi plasenta baik maternal maupun fetal untuk memastikan plasenta dan selaput ketuban utuh dan lengkap.
·         Mengevaluasi adanya laserasi pada jalan lahir
Tindakan menejemen aktif kala III berhasil dilakukan.








DATA PERKEMBANGAN
KALA IV
A.                DATA SUBYEKTIF                       
o   Ibu mengatakan senang bayinya telah lahir
o   Ibu mengatakan lelah setelah bersalin
o   Ibu mengatakan perutnya masih mules
B.                 DATA OBYEKTIF
o   Plasenta lahir spontan tanggal 20 Maret 2013, selaput ketuban utuh dan plasenta lengkap
o    TFU 2 jari di bawah pusat, uterus teraba keras, kandung kemih kosong ,
o   Perdarahan dalam batas normal
C.                ASESSMENT
a.       Diagnosa kebidanan
Seorang ibu Ny “V” umur 25 tahun P1A0Ah1 dalam persalinan 2 jam post partum
b.      Masalah
Tidak ada
D.                PENATALAKSANAAN
1.      Memberitahu  ibu hasil pemeriksaan bahwa plasenta telah lahir spontan, kotiledon utuh, lengkap.
2.      Memantau  tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih dan darah yang keluar setiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap 30 menit selama satu jam kala empat berikutnya.
3.      Memantau kontraksi dan pendarahan pervaginam 2-3 kali dalam 15 menit pasca persalinan
4.      Masase uterus untuk membuat kontraksi menjadi baik setiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap 30 menit setiap dua jam kala dua
5.      Memantau  temperature tubuh setiap jam pertama selama dua jam pasca persalinan
6.      Menilai perdarahan setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan
7.      Membersihkan tubuh ibu dan menggantikan pakaian
8.      Dekontaminasi alat bekas pakai
9.      Melakukan cuci tangan efektif
10.  Menganjurkan ibu untuk istirahat dan bu telah istirahat
11.  Melakukan pendokumentasian.










BAB IV
PENUTUP
4.1  Kesimpulan
Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima Oksigen cukup, sehingga mengalami hipoksia.
Penyebab gawat janin dapat meliputi :
a. Insufisiensi uteroplasenter kronik (kurangnya aliran darah uterus-plasenta dalam waktu lama)
· Penyakit hipertensi
· Diabetes mellitus
· Postmaturitas atau imaturitas
b. Kompresi (penekanan) tali pusat
Penanganan gawat janin yaitu :
a. Bebaskan setiap kompresi tali pusat
b. Perbaiki aliran darah uteroplasenter
c. Menilai apakah persalinan dapat berlangsung normal atau kelahiran segera merupakan indikasi. Rencana kelahiran (pervaginam atau perabdominam) didasarkan pada fakjtor-faktor etiologi, kondisi janin, riwayat obstetric pasien dan jalannya persalinan.
4.2  Saran
Sebaiknya persalinan dengan gawat janin dilakukan di rumah sakit atas kolaborasi dengan dokter. Kehamilan gawat janin harus secepatnya dideteksi untuk menghindari komplikasi terutama pada janin. Bidan sebaiknya dapat mendeteksi persalinan dengan gawat janin untuk menghindari komplikasi dan mengambil tindakan yang tepat untuk menanganinya

DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono, Prof. Dr. SPOG.1997. Ilmu Kebidanan Edisi III. Yayasan Bina Pustaka: Jakarta.
Mochtar, Rustam, Prof. Dr. M. Ph,1998. Synopsis Obstetri, Jilid I, Edisi 2,EGC: Jakarta
Abdul Bari Saifuddin dkk.2002.Buku Panduan Praktis Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka: Jakarta
 Supridi, Teddy. 1994. Kedokteran Observasi Dan Gynekologi. EGD: Jakarta
 Matrin, Tucker Susan. 1997. Pemantauan Janin. EGC: Jakarta





Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking